Jumat, 24 Juli 2015

Pendidikan Harus Prioritas Anak Indonesia

Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan? Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

Jaman sekarang banyak sekali penerus bangsa Indonesia yang merusak kesejahteraan Indonesia dengan perilaku buruk yang mereka lakukan, dan mereka tidak pernah menyadari bahwa mereka telah merusak bangsa Indonesia dengan semua perilaku buruk mereka karena kurangnya hati nurani mereka dalam mencintai bangsa mereka sendiri. Kurangnya pendidikan karena factor ekonomi yang mereka alami, itu membuat perilaku buruk yang ada dalam diri mereka, karena mereka kurang mengenal pendidikan dan pengajaran dari pendidik.

Banyak contoh-contoh perilaku buruk yang sudah terjadi di Negara ini. Semua itu dilakukan oleh penduduk Indonesia sendiri, dan karena kejadian itu banyak Negara lain yang memandang buruk Negara Indonesia. Perilaku buruk ini terjadi bisa disebabkan karena factor kurangnya pendidikan yang membentuk moral mereka dalam berprilaku. Tetapi semua itu bisa diperbaiki dengan meningkatkan pendidikan yang kurang dan adanya kerjasama antara pemerintah dengan pihak-pihak pendidikan supaya tidak ada anak Indonesia yang tidak pernah merasakan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan. Demi membangun bangsa ini dan meningkatkan perekonomian bangsa ini perlunya kesadaran pemerintah juga untuk melihat penduduk Indonesia yang berekonomi rendah.

Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kemajuan bangsa ini ada di tangan mereka yang bertanggung jawab dan semua hasil karya pembangunan yang mereka jaga itu pun mereka yang merasakannya. Supaya bangsa Indonesia tidak lagi di pandang sebelah mata dan di bodohi oleh bangsa lain, oleh karena itu diperlukan kerjasama untuk semua penerus bangsa supaya tetap menjaga dan melestarikan bangsa ini. Dan kita bersama-sama dalam membangun bangsa ini supaya perkembangan zaman bangsa kita tetap meningkat dalam bidang pendidikan dan perekonomian. Jadi dari tahun ke tahun Indonesia tetap melahirkan anak Indonesia yang kreatif dan berpotensi dalam pembangunan bangsa ini.

Tidak ada komentar: