Kamis, 15 September 2011

PERUBAHAN BUDAYA MAKAN DAN DAMPAKNYA PADA MASYARAKAT

Tugas Remidial Sosiologi XII IPS B

Peran makanan dalam kebudayaan merupakan kegiatan ekspresif yang memperkuat kembali hubungan-hubungan dengan kehidupan sosial, sanksi-sanksi, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dengan berbagai dampaknya. Dengan kata lain, kebiasaan makan atau pola makan tidak hanya sekadar mengatasi tubuh manusia saja, melainkan dapat memainkan

peranan penting dan mendasar terhadap ciri-ciri dan hakikat budaya makan.

Berbicara tentang konsep makanan, maka makanan dapat berasal dari laut, tanaman yang tumbuh di pertanian, yang dijual di pasar tradisional maupun

supermarket. Makanan tidaklah semata-mata sebagai produk organik hidup dengan kualitas biokimia, tetapi makanan dapat dilihat sebagai gejala budaya. Gejala budaya terhadap makanan dibentuk karena berbagai pandangan hidup masyarakatnya. Suatu kelompok masyarakat melalui pemuka ataupun mitos-mitos (yang beredar di masyarakat) akan mengijinkan warganya memakan makanan yang boleh disantap dan makanan yang tidak boleh disantap. “Ijin” tersebut menjadi semacam pengesahan atau legitimasi yang muncul dalam berbagai peraturan yang sifatnya normatif. Masyarakat akan patuh terhadap hal itu. Munculnya pandangan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh disantap menimbulkan kategori “bukan makanan” bagi makanan yang tidak boleh disantap. Hal itu juga memunculkan pandangan yang membedakan antara nutrimen (nutriment) dengan makanan (food). Nutrimen adalah konsep biokimia yaitu zat yang mampu untuk memelihara dan menjaga kesehatan organisme yang memakannya. Sedang makanan (food) adalah konsep

budaya, suatu pernyataan yang berada pada masyarakat tentang makanan yang dianggap boleh dimakan dan yang dianggap tidak boleh dimakan dan itu bukan sebagai makanan (Foster & Anderson, 1986:313-314). Sebagai animal symbolicum (mahluk yang bersimbol), manusia memiliki berbagai symbol yang muncul dalam bentuk bahasa, seni, pengetahuan, sejarah, dan religi.

Hubungan atau relasi antar manusia dapat dilakukan secara konseptual dan psikologis melalui pernyataanpernyataan bahasa. Bahasa dapat dianggap sebagai ekspresi atau ungkapan pengalaman kehidupan manusia. Melalui ujaran dan tulisan, bahasa itu diungkapkan secara nyata dan dipahami oleh manusia.

Bagaimana hubungan antara makan dan bahasa? Dalam kebudayaan manusia, maka makanan selalu memiliki nama, baik nama yang berasal dari berbagai daerah (misalnya gudeg untuk makanan khas Yogya, empekempek untuk makanan khas Palembang, soto sulung untuk makanan khas Surabaya dan sebagainya) maupun dari luar negeri (burger, spaghetti, pizza, ice cream, sushi, dan sebagainya). Melalui sebutan nama pada makanan tersebut, hubungan makanan dan bahasa terjadi. Sebenarnya dengan penamaan itu, perasaan orang terbangkitkan dan beberapa keinginan juga menyertainya ketika melakukan tindakan tertentu.

Makanan yang disebut sebagai jajan pasar akan hadir ketika masyarakat Jawa melakukan ritual “slametan” dan makanan itu sebagai salah satu syarat sesaji.

Di sisi lain, kehidupan manusia di abad globalisasi ini sangat kompleks dan multikultural. Berbagai fenomena tersebut hadir di tengah masyarakat, begitu juga dengan makanan. Makanan dikemas dan diberi label dengan pernyataan bahasa yang menarik. Dengan demikian, label-label yang dimunculkan melalui pernyataan bahasa atau teks dapat men jadi bahan untuk dianalisis.

Melalui pernyataan tersebut muncul sebenarnya isi pikiran serta persepsi manusia yang berkaitan dengan objek yang diinginkan serta realitas yang menyertainya.

Objek tersebut berupa makanan yang dipasarkan dalam kemasan tertentu. Sedang realitas adalah kenyataan akan keinginan agar makanan tersebut laku dijual. Oleh karena itu perlulah pernyataan itu dibuat dengan tujuan tertentu, yaitu menarik orang untuk membeli makanan tersebut. Dengan demikian terjadi suatu hubungan antara pernyataan (proposisi) dan pikiran yang

Dengan demikian yang perlu diungkapkan dalam tulisan ini adanya dimensi dalam budaya makan yang berdampak pada munculnya masyarakat konsumtif, dan teknologi. Kemuadian, adanya pola hubungan antara perilaku makan suatu masyarakat dengan perilaku budayanya. Maka perlu masyarakat luas

sebagai masyarakat penyantap makanan memiliki hak mendapatkan informasi tentang proses produksi makanan sehat serta memberikan pengetahuan etika makanan (food ethics) kepada pihak yang terkait dalam proses makanan.

Karakteristik Perubahan Sosial

Tugas Remidial Sosiologi Kelas XII IPS C

Perubahan sosial atau perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.

Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.

Apabila diperhatikan dengan seksama, setiap individu dan lingkungan tempat tinggalnya, termasuk masyarakatnya, pastilah mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat itu disebut perubahan sosial. Perubahan tersebut meliputi norma sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan masyarakat serta susunan kekuasaan dan wewenang.

Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kecenderungan masyarakat untuk berubah dipengaruhi faktor :

  • Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada
  • Timbul kesadaran memperbaiki kekurangan yang ada
  • Kebutuhan kehidupan masyarakat semakin komplek
  • Menyesuaikan diri dengan situasi baru
  • Sikap terbuka terhadap unsur dari luar


Walaupun demikian ada beberapa hal dalam masyarakat yang tetap bertahan, umumnya berhubungan dengan faktor :

  • Agama dan religi yang dianut masyarakat
  • Sudah terinternalisasi karena sosialisasi sejak kecil

Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat bisa bersifat progress, bisa pula bersifat regress.

Kamis, 08 September 2011

BAGAIMANA SIH……. “JATI DIRI “ BANGSA INDONESIA ?

Bangsa Indonesia merupakan Bangsa yang besar dan agung dengan berlandaskan Falsafah Pancasila. Namun sekarang ini sifat persatuan dan kesatuan nampaknya sudah mulai luntur dan banyak di antara warga Indonesia yang lebih mementingkan diri sendiri. Bangsa Indonesia mulai kehilangan jati diri dimana sikap peduli terhadap keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa ini sudah mulai luntur. http://juntakpos.blogspot.com/2009/09/kenapa-bangsa-indonesia-disepelekan.html

Semua orang sibuk dengan kepentingannya masing masing, hanya peduli terhadap golongannya sendiri, mulai hilang solidaritas terhadap sesama. Mengembalikan jati diri bangsa untuk tujuan negara Indonesia yang agung, yang di segani oleh bangsa bangsa lain sehingga apa yang ada di Negara Indonesia tidak begitu saja di akui oleh bangsa lain apa lagi sampai di ambil oleh bangsa lain seperti kasus pulau Ligitan dan Sipadan yang lepas dari negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga yang baru baru ini terjadi adalah lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Nasional yang di lecehkan oleh Negara tetangga Malaysia. Juga budaya Indonesia yang di akui oleh Malaysia adalah wujud dari jatuhnya jati diri bangsa.

Peran pemerintah untuk mengembalikan jati diri bangsa yang tentunya harus di dukung oleh seluruh rakyat Indonesia agar semua kekayaan yang ada di bumi tercinta Indonesia tidak di akui apalagi sampai jatuh ketangan bangsa lain semoga tidak terjadi lagi di masa masa yang akan datang. Walaupun berbeda beda tapi tetap satu untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia harus di tanamkan lagi pada tiap tiap individu yang mengaku sebagai rakyat Indonesia.

Bagaimana menurut pendapat Mu ?????

AKIBAT MEMUDARNYA JATI DIRI BANGSA

Globalisasi merupakan suatu proses kebabasan antar Negara. Hubungan Negara dengan Negara satu dengan negara yang lain seolah-olah tanpa ada batasan yang tegas. Suatu Negara bebas keluar dan masuk ke negara lain, sehingga pengaruh negara lain diserap atau diterima dengan tanpa ada penyaringan yang kuat. Dampak globalisasi dapat secara menyeluruh terutama yang paling menonjol adalah di bidang ekonomi, walaupun di bidang lainnya secara otomatis mengikutinya. Misalnya adanya sistem perdagangan bebas dan keterbukaan di bidang ekonomi, sehingga perlu adanya strategi global untuk menghadapinya. Dampak positif pada dasar global akan mendorong kepada suatu negara dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu bersaing dan dapat menyesuaikan dengan kondisi serta permintaan pasar. Akibat buruknya, jika tak mampu bersaing maka akan terlindas dan tertinggal (kemudian angka pengangguran bertambah dan tindakan kriminalitas meningkat). Tantangan global terhadap ekstensi jati diri bangsa.. dapat, mengancam eksistensi ato keberadaan jati diri bangsa Indonesia, seperti:

1. Goncangan Budaya (Cultural Shock)

2. Ketertiggalan Budaya (Cultural Lag)

Barangkali kamu dapat membuat penjelasan cultural Shock dan Cultural Lag ini atau membuat contohnya. Dengan munculnya dampak negative tersebut diatas… apa antisipasi terhadap memudarnya jati diri bangsa Indonesia atau solusi mengatasi pudarnya jati diri Bangsa

Haiiii….. kamu-kamu yang ingin komment…silahkan tambahkan tulisan ini….

Silahkan……….