Kamis, 08 September 2011

AKIBAT MEMUDARNYA JATI DIRI BANGSA

Globalisasi merupakan suatu proses kebabasan antar Negara. Hubungan Negara dengan Negara satu dengan negara yang lain seolah-olah tanpa ada batasan yang tegas. Suatu Negara bebas keluar dan masuk ke negara lain, sehingga pengaruh negara lain diserap atau diterima dengan tanpa ada penyaringan yang kuat. Dampak globalisasi dapat secara menyeluruh terutama yang paling menonjol adalah di bidang ekonomi, walaupun di bidang lainnya secara otomatis mengikutinya. Misalnya adanya sistem perdagangan bebas dan keterbukaan di bidang ekonomi, sehingga perlu adanya strategi global untuk menghadapinya. Dampak positif pada dasar global akan mendorong kepada suatu negara dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu bersaing dan dapat menyesuaikan dengan kondisi serta permintaan pasar. Akibat buruknya, jika tak mampu bersaing maka akan terlindas dan tertinggal (kemudian angka pengangguran bertambah dan tindakan kriminalitas meningkat). Tantangan global terhadap ekstensi jati diri bangsa.. dapat, mengancam eksistensi ato keberadaan jati diri bangsa Indonesia, seperti:

1. Goncangan Budaya (Cultural Shock)

2. Ketertiggalan Budaya (Cultural Lag)

Barangkali kamu dapat membuat penjelasan cultural Shock dan Cultural Lag ini atau membuat contohnya. Dengan munculnya dampak negative tersebut diatas… apa antisipasi terhadap memudarnya jati diri bangsa Indonesia atau solusi mengatasi pudarnya jati diri Bangsa

Haiiii….. kamu-kamu yang ingin komment…silahkan tambahkan tulisan ini….

Silahkan……….

26 komentar:

JUNTAKPOS mengatakan...

Bagi Ssiwa/i Kelas XII IPS A pada hari Jumat 9 September 2011 yang belum mencapai KKM 7,50 silahkan kerjakan tugas ini ….. http://juntakpos.blogspot.com/2011/09/akibat-memudarnya-jati-diri-bangsa.html
Selamat mencoba....

Anonim mengatakan...

NIKITAMARA XII IPS A
SMAN 58
niki.tamara@yahoo.com

CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan mental pada individu/kelompok akibat belum adanya kesiapan untuk menerima unsur2 kebudayaan asing yg berbeda jauh dgn kebudayaan sendiri.

Contohnya:
Seseorang yg sulit berbahasa di daerah yang baru.

CULTURAL LAG adalah kondisi yg terjadi krn unsur2 kebudayaan berkembang secara tidak bersamaan sehingga salah satu unsur berkembang lebih cepat dibanding unsur lainnya.
Contoh :
Akibat kenaikan harga BBM, pemerintah mengkonversi BBM menjadi gas dgn cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Tapi banyak masyarakat yg menolak konversi itu disebabkan tidak mengerti cara menggunakannya. Kondisi ini menunjukkan ketertinggalan budaya masyakarat dgn perubahan budaya dan kemajuan IPTEK.

Solusi mengatasi pudarnya jati diri bangsa menurut saya adalah dengan menjalankan 4 hal dasar yaitu: Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Karena 4 hal itu merupakan dasar, jiwa & jati diri bangsa. Dgn menjalankannya maka akan tumbuh rasa cinta kepada Negara & Bangsa Indonesia. Apabila hal itu dapat dijalankan maka jati diri bangsa yg sudah mulai pudar dapat diperkuat kembali.

Anonim mengatakan...

Menurut saya cultural shock atau yg disebut juga goncangan budaya dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial
Contoh nya : pola hidup konsumtif,hedonisme, yg sering terjadi pada remaja saat ini
Sedangkan ketimpangan kebudayaan (cultural lag) adalah kondisi yg terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan
Contoh nya : Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat
Solusi mengatasi pudarnya jati diri Bangsa dengan cara penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi di Indonesia

Anonim mengatakan...

Menurut saya cultural shock atau yg disebut juga goncangan budaya dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial
Contoh nya : pola hidup konsumtif,hedonisme, yg sering terjadi pada remaja saat ini
Sedangkan ketimpangan kebudayaan (cultural lag) adalah kondisi yg terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan
Contoh nya : Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat
Solusi mengatasi pudarnya jati diri Bangsa dengan cara penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi di Indonesia

nur intan saputri
XII IPS A

siska paramita mengatakan...

Terjadinya cultural shock (Goncangan Budaya) lebih disebabkan oleh karena ketidaksiapan suatu individu atau masyarakat dalam menerima perkembangan, perubahan, atau teknologi baru. Contonya : penemuan teknologi kloning yang mengundang kontroversi, dan teknologi internet yang sering disalah gunakan dan berdampak negative. Seperti merabaknya pergaulan bebas dan pembajakan lewat internet atau dikenal dengan istilah hacker.

siska paramita mengatakan...

1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan
budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.

2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

solusi nya :
tetap lah selalu berjuang utk menghadapi masa depan,jgn menggunakan media elektronik yg tdk berguna dan hanya membuang2 waktu saja usahakan ciptakan lah kreasi dan inovasi di media elektonik tsb.
jgn pernah mudah menyerah untuk menghadapi cobaan,karna disini kita dituntuk di masa globalisasi agar kita berjuang dan tetap sabar menghadapi cobaan.

SISKA PARAMITA FAJARANI
no.absen 35
kelas XII ips a

wisnu feri mengatakan...

Istilah culture shock pertama kali diperkenalkan oleh antropologis bernama Oberg. Menurutnya, culture shock didefinisikan sebagai kegelisahan yang mengendap yang muncul dari kehilangan semua lambing dan symbol yang familiar dalam hubungan social, termasuk didalamnya seribu satu cara yang mengarahkan kita dalam situasi keseharian, misalnya: bagaiman untuk memberi perintah, bagaimana membeli sesuatu, kapan dan di mana kita tidak perlu merespon.
Contohnya:

Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan, terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.


CULTURAL LAG kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.

Contoh :

Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

wisnu feri mengatakan...

CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri. Oberg mengatakan culture shock itu merupakan suatu bentuk penyakit mental yaitu penyakit yang tidak disadari oleh korbannya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini timbul akibat kecemasan karena orang itu kehilangan semua tanda-tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial yang sudah ia kenal dengan baik. Jika seribu macam tanda-tanda dan lambang-lambang yang bisa ia pakai untuk mengorientasikan dirinya itu hilang, misalnya kapan harus berjabat tangan, bagaimana cara membeli sesuatu, bagaimana caranya memberikan perintah kepada pembantu, ekspresi-ekspresi yang bagaimanakah yang harus diperlihatkan, dan sebagainya, maka orang itu akan kehilangan kedamaian di dalam pikiran dan efisiensi di dalam kerjanya.

Contohnya:

Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan, terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.

CULTURAL LAG

CULTURAL LAG kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.

Contoh :

Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

wisnu feri mengatakan...

CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri. Oberg mengatakan culture shock itu merupakan suatu bentuk penyakit mental yaitu penyakit yang tidak disadari oleh korbannya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini timbul akibat kecemasan karena orang itu kehilangan semua tanda-tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial yang sudah ia kenal dengan baik. Jika seribu macam tanda-tanda dan lambang-lambang yang bisa ia pakai untuk mengorientasikan dirinya itu hilang, misalnya kapan harus berjabat tangan, bagaimana cara membeli sesuatu, bagaimana caranya memberikan perintah kepada pembantu, ekspresi-ekspresi yang bagaimanakah yang harus diperlihatkan, dan sebagainya, maka orang itu akan kehilangan kedamaian di dalam pikiran dan efisiensi di dalam kerjanya.

Contohnya:

Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan, terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.

CULTURAL LAG

CULTURAL LAG kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.

Contoh :

Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

Anonim mengatakan...

• Cultural Shock adalah kondisi kecemasan yang dialami seseorang akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur – unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan budaya yang dimilikinya sejak lama dan datang secara tiba – tiba. Contohnya : masyarakat petani tradisional yang tiba- tiba dihadapkan pada industrialisasi. Mereka harus mengganti cara bertani mereka dengan mesin industri, pengaturan jam kerja, kontrak kerja, cara kerja,dsb.

• Cultural lag adalah kondisi yang terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Contohnya : para tokoh masyarakat dapat dengan mudah memiliki fasilitas mewah. Apabila fasilitas ini tidak diimbangi dengan sikap mental yang baik, akan menimbulkan keresahan, kecumburuan sosial, bahkan konsumerisme dalam masyarakat.

Adanya perubahan sosial sebagai akibat dari globalisasi dan modernisasi menyebabkan memperoleh segala informasi dengan mudah tanpa sekat. Semakin banyaknya pengaruh asing yang masuk dalam kehidupan masyarakat kita menyebabkan munculnya berbagai budaya dan paham yang merubah pemikiran masyarakat bahkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia telah memudar.

Menurut pendapat saya, memudarnya jati diri bangsa Indonesia dapat diatasi dengan cara memahami kembali dan menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Karena jati diri bangsa Indonesia sebenarnya adalah Pancasila. Pancasila dapat dijadikan filter/penyaring berbagai pengaruh yang ditimbulkan dari globalisasi. Globalisasi tidak mungkin kita tolak, karena seiring dengan perkembangan zaman globalisasi mempermudah kita dalam berinteraksi. Namun kita tetap harus memilah mana yang perlu kita contoh dan mana yang harus kita hindarkan. Setelah itu, kita juga harus pandai – pandai menyikapi perubahan itu dengan kritis dan bijak agar kita dapat mengambil keuntungan dari perubahan itu dan tidak terpengaruh oleh dampak negatif yang ditimbulkannya.


AMI DIAH PRIHANI
XII IPS A

Anonim mengatakan...

CULTURAL SHOCK
Goncangan budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru
Contoh Cultural Shock
Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan kecemasan. Pertama-tama mereka akan menolak lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengecam lingkungan itu dan menganggap kampung halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, kumpulan yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut stereotip dengan cara negatif. Misalnya, “Orang-orang Amerika Latin yang malas” “Orang Indonesia yang anarkis”, dsb. Pernah ada seorang Belanda dan beberapa orang Jepang yang mengalami kasus serupa ketika berkunjung ke Indonesia, mereka sama-sama mengalami diare akibat memakan masakan Indonesia. Mereka hanya bisa menerima makanan dari restorant-restorant berlisensi barat seperti Hartz, Pizza Huts, dll, atau restorant Jepang. Orang Belanda tersebut langsung melakukan stereotip bahwa makanan di Indonesia kurang higenis.
ketika ponsel Blackberry mewabah. Dapat dilihat betapa mabuknya masyarakat saat itu. Masyarakat berbondong-bondong memiliki ponselBlackberry. Tak peduli apakah bisa atau tidak mengoperasikannya, yang penting punya. Mereka juga tidak berpikir panjang, apakah punya e-mail atau tidak, tidak peduli lagi apakah Riset in Motion, selaku produsenBlackber r y, memiliki kantor perwakilan di Indonesia atau tidak. Bahkan bagi mereka dengan ekonomi rendah tidak ikut ketinggalan dengan memburu ponsel miripBlackberry yang harganya jauh lebih terjangkau daripada ponsel
Blackberry original.
Begitu terus. Culture shock ini terus terjadi dan terus berulang.Cultur e
shock adalah hal yang serius, karena banyak akibat yang terjadi di masyarakat
akibat gegaran yang tidak terkendali


CULTURAL LAG
Cultural lag (Ketertinggalan Budaya) adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.
Contoh Cultural Lag
Contoh, tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya.

Memudarnya jati diri bangsa dikarenakan masuknya budaya westernisasi yaitu meniru budaya dan segala hal yang kebarat-baratan. Solusinya adalah dengan kita sebagai pelajar harus bisa menyaring budaya-budaya yang masuk ke Indonesia. Yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam pancasila.dan kita harus melestarikan budaya Indonesia.

Anonim mengatakan...

CULTURAL SHOCK
Goncangan budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru
Contoh Cultural Shock
Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan kecemasan. Pertama-tama mereka akan menolak lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengecam lingkungan itu dan menganggap kampung halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, kumpulan yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut stereotip dengan cara negatif. Misalnya, “Orang-orang Amerika Latin yang malas” “Orang Indonesia yang anarkis”, dsb. Pernah ada seorang Belanda dan beberapa orang Jepang yang mengalami kasus serupa ketika berkunjung ke Indonesia, mereka sama-sama mengalami diare akibat memakan masakan Indonesia. Mereka hanya bisa menerima makanan dari restorant-restorant berlisensi barat seperti Hartz, Pizza Huts, dll, atau restorant Jepang. Orang Belanda tersebut langsung melakukan stereotip bahwa makanan di Indonesia kurang higenis.
ketika ponsel Blackberry mewabah. Dapat dilihat betapa mabuknya masyarakat saat itu. Masyarakat berbondong-bondong memiliki ponselBlackberry. Tak peduli apakah bisa atau tidak mengoperasikannya, yang penting punya. Mereka juga tidak berpikir panjang, apakah punya e-mail atau tidak, tidak peduli lagi apakah Riset in Motion, selaku produsenBlackber r y, memiliki kantor perwakilan di Indonesia atau tidak. Bahkan bagi mereka dengan ekonomi rendah tidak ikut ketinggalan dengan memburu ponsel miripBlackberry yang harganya jauh lebih terjangkau daripada ponsel
Blackberry original.
Begitu terus. Culture shock ini terus terjadi dan terus berulang.Cultur e
shock adalah hal yang serius, karena banyak akibat yang terjadi di masyarakat
akibat gegaran yang tidak terkendali


CULTURAL LAG
Cultural lag (Ketertinggalan Budaya) adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.
Contoh Cultural Lag
Contoh, tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya.

Memudarnya jati diri bangsa dikarenakan masuknya budaya westernisasi yaitu meniru budaya dan segala hal yang kebarat-baratan. Solusinya adalah dengan kita sebagai pelajar harus bisa menyaring budaya-budaya yang masuk ke Indonesia. Yaitu dengan cara menanamkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam pancasila.dan kita harus melestarikan budaya Indonesia.



NAMA : RADAR SAKHA AMNESTY
ABSEN : 27
KELAS XII IPS A

Anonim mengatakan...

CULTURAL SHOCK (GONCANGAN BUDAYA)
Culture shock adalah benturan persepsi yang di akibatkan penggunaan persepsi berdasarkan faktor-faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah di pelajari orang yang bersangkutan dalam lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda yang belum ia pahami. Keterkejutan dapat menyebabkan terguncangnya konsep diri dan identitas kultural individu dan mengakibatkan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar individu mengalami gangguan mental dan fisik, setidaknya untuk jangka waktu tertentu.
Contoh CULTURAL SHOCK
*Seperti murid Indonesia yang belajar di Belanda. Ia tidak terbiasa dengan kultur pendidikan di Belanda. Contohnya, para mahasiswa di sana sangat berani dalam mengemukakan pendapat. Bahkan sebelum dosen selesai berbicara, mereka tetap melanjutkan pendapatnya. Tentunya ini menjadi “shock” tersendiri bagi pelajar tersebut. Dan juga karena keterkejutan tersebut membuat pelajar Indonesia lebih cenderung bergabung dengan pelajar Indonesia. Sehingga lama-kelamaan menimbulkan rasa primordialisme.
*Seperti juga petani yang beralih dari menggunakan cara tradisonal ke cara yang lebih modern, menggunakan traktor. Tentunya ini pun membuat kultur budaya yang sesesungguhnya menghilang.Bila membajak sawah memakai kerbau tentu ada rasa kebersamaan ,karena biasanya para petani mengerjakan bersama-sama dengan anak dan istrinya. Melahirkan rasa individualistis.
CULTURAL LAG (KETERTINGGALAN BUDAYA)
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu. Dan juga kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.
Contoh CULTURAL LAG
Contohnya teknologi handphone (ponsel) pada kalangan remaja dan anak-anak yang saat ini seperti jamur di musim hujan. Handphone dianggap barang penting dalam pergaulan sekaligus ajang peningkatan prestise Seperti halnya penggunaan handphone bermerek menjadi ajang penentuan anak-anak orang kaya atau tidak. Dan juga handphone menjadi ajang untuk menyebarkan hal yang berbau pornografi, kekearasan, pencurian, dll.
Memudarnya jati diri bangsa dikarenakan nilai dan norma yang tidak berfungsi lagi. Dan diperparah dengan masuknya westernisasi. Budaya westernisasi membawa dampak modernisasi, konsumerisme, hedonism, individualistis, dll.
Sehingga menurut pendapat saya, harus ada penyesuaian kembali unsur yang ada yang sudah tertanam dalam diri bangsa Indonesia. Hal itu terkandung dalam nilai Pancasila dan UUD 1945. Dan juga penerapan yang paling efektif adalah dimasukkan dalam kurikulum sekolah,seperti pelajaran kewarganegaraan. Dan juga kita harus selektif dalam memilih budaya yang masuk Ke Indonesia. Yang kita harus ambil adalah sikap positif dari westerniasasi tersebut. Seperti kerja keras dalam pencapaian prestasi, menghargai waktu, sportifitas dalam persaingan ,dll.


Nama : Ester Kartika Sari
Kelas : xii ips a
Absen : 09

Anonim mengatakan...

CULTURE SHOCK (guncangan kebudayaan)semacam penyakit mental yang tak disadari oleh korbannya. Hal ini akibat kecemasan karena orang itu kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik.
Contoh CULTURAL SHOCK
CULTURAL LAG
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.

contohnya ;
Hal serupa dapat kita saksikan ketika blackberry mewabah. Lihatlah betapa mabuknya masyarakat saat itu. Biar keren, orang-orang berbondong-bondong punya Blackberry. Tak peduli apakah bisa atau tidak mengoperasikannya, yang penting punya. Mereka juga tak pikir panjang, apakah punya e-mail atau tidak, bahkan tak peduli lagi apakah Riset in Motion, selaku produsen Blackberry, memiliki kantor perwakilan di Indonesia atau tidak.

nama : fitria widiastuti
absen : 10
Kelas ; xii ips a

Erlangga Arif mengatakan...

CULTURE SHOCK (guncangan kebudayaan)semacam penyakit mental yang tak disadari oleh korbannya. Hal ini akibat kecemasan karena orang itu kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik.
Contoh CULTURAL SHOCK
CULTURAL LAG
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.

tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya. Bukan melahirkan manusia beradab, tapi akan memunculkan manusia biadab.

Anonim mengatakan...

MEGA ELDAWATI (17)
XII IPS A
SMAN 58

A. CULTURAL SHOCK (GUNCANGAN KEBUDAYAAN)
Cultural shock atau guncangan kebudayaan adalah ketidak sesuaian unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan social yang tidak serasi fungsinya bagimasyarakat yang bersangkutan.
contonya :(1)Di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.(2)Di Indonesia gegar budaya ini terjadi
saat pemerintah melakukan konversi minyak tanah ke gas. Reaksi pun timbul, akibat kurangnya sosialisasi dari pemerintah maka tak jarang menimbulkan malapetaka bagi masyarakat itu sendiri. Misalnya, terjadi tabung gas bocor hingga meledak yang sudah sangat sering terjadi akhir-akhir ini.


B. CULTURAL LAG
Cultural lag Cultural Lag adalah suatu kondisi di mana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Hal ini disebabkan perubahan pada suatu bidang tidak diimbangi perubahan pada bidang lainnya. Misalnya perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi peningkatan iman dan takwa pada masyarakat sehingga dapat menimbulkan ekses negatif bagi peradaban manusia.
Contohnya : tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya.

Menurut pendapat saya, memudarnya jati diri bangsa Indonesia dapat diatasi dengan cara meningkatkan pemahan mengenai ke-Bhinneka Tunggal Ika dan memahami kembali nilai-nilai pancasila karena pancasila merupakan filter budaya asing dan kemajuan IPTEK. Dan kita harus pandai menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Anonim mengatakan...

(SA) MEGIDO ANDREAS
ABSEN: NO 18

1)Pengertian Cultural Shock
Adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri.
Contoh Cultural Shock
Seseorang yang susah bahkan tidak mau menerima kebudayaan baru
2)Pengertian Cultural Lag
Adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin labih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal unsur yang lain.
Contoh Cultural Lag
Masyarakat sekarang lebih menyukai berbelanja di pasar swalayan daripada belanja daripada di toko kecil-kecilan karena berbelanja di supermarket mempunyai banyak kelebihan, yaitu dilengkapi dengan AC, harga lebih ekonomis,bisa memilih-milih barang, kualitas lebih terjamin dan aman.
Solusinya adalah kita harus menyaring berbagai pengaruh dari negara lain. Jangan bermalas-malasan pakailah waktu untuk berkreatifitas.
By: ANDRE79

Anonim mengatakan...

Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambing-lambang dalam pergaulan social. Misalnya kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita katakan bila bertemu dengan orang, kapan dan bagaimana kita memberikan tip, bagaimana berbelanja, kapan menolak dan menerima undangan, dsb. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin berbentuk kata-kata, isyarat-isyarat, ekspresi wajah, kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma, kita peroleh sepanjang perjalanan hidup kita sejak kecil. Bila seseorang memasuki suatu budaya asing, semua atau hampir semua petunjuk ini lenyap. Ia bagaikan ikan yang keluar dari air. Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan kecemasan
Orang cenderung mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, kumpulan yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut stereotip dengan cara negatif. Misalnya, “Orang-orang Amerika Latin yang malas” “Orang Indonesia yang anarkis”, dsb. Pernah ada seorang Belanda dan beberapa orang Jepang yang mengalami kasus serupa ketika berkunjung ke Indonesia, mereka sama-sama mengalami diare akibat memakan masakan Indonesia. Mereka hanya bisa menerima makanan dari restorant-restorant berlisensi barat seperti Hartz, Pizza Huts, dll, atau restorant Jepang. Orang Belanda tersebut langsung melakukan stereotip bahwa makanan di Indonesia kurang higenis.
CULTURAL LAG
CULTURAL LAG kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.
Contoh :
1. Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.
Dampak negatif dari adanya cultural shock dan cultural lag adalah susah untuk mengikuti perkembangan jaman dan semakin tertinggal oleh jaman.
Solusinya adalah harus dapat bertoleransi, menjadi maunsia cerdas dalam segala hal, dan memanfaatkan yang ada untuk mencari keuntungan
Nama : Maria Angelina Silalahi
Absen: 16
Kelas :XII IPS A

Novrizal Arifin mengatakan...

CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri. Oberg mengatakan culture shock itu merupakan suatu bentuk penyakit mental yaitu penyakit yang tidak disadari oleh korbannya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini timbul akibat kecemasan karena orang itu kehilangan semua tanda-tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial yang sudah ia kenal dengan baik. Jika seribu macam tanda-tanda dan lambang-lambang yang bisa ia pakai untuk mengorientasikan dirinya itu hilang, misalnya kapan harus berjabat tangan, bagaimana cara membeli sesuatu, bagaimana caranya memberikan perintah kepada pembantu, ekspresi-ekspresi yang bagaimanakah yang harus diperlihatkan, dan sebagainya, maka orang itu akan kehilangan kedamaian di dalam pikiran dan efisiensi di dalam kerjanya.

Contohnya:

Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan, terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.

CULTURAL LAG kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.

Contoh :

Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

Anonim mengatakan...

LALA LUGIANA
XII IPS A
SMAN 58

1)Pengertian Cultural Shock
Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambing-lambang dalam pergaulan social.
Contohnya : # Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
# Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat

2.Pengertian Cultural Lag
kondisi ini terjadi karena unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan.
Contoh : Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut

Solusinya adalah kita harus pandai menyaring kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan harus memahami kembali nilai-nilai pancasila.

Novrizal Arifin mengatakan...

Nama : Novrizal Arifin (24)
kelas : XII IPS A

Cultural lag.

pengertian:
Cultural Lag adalah suatu kondisi di mana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam

suatu kebudayaan. Hal ini disebabkan perubahan pada suatu bidang tidak diimbangi perubahan

pada bidang lainnya. Misalnya perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

tidak diimbangi peningkatan iman dan takwa pada masyarakat sehingga dapat menimbulkan ekses

negatif bagi peradaban manusia.

contohnya:
tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di

bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan

kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa

teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi

kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya. Bukan

melahirkan manusia beradab, tapi akan memunculkan manusia biadab.


cultural Shock

pengertian:
CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok

orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur

kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri. Oberg mengatakan culture

shock itu merupakan suatu bentuk penyakit mental yaitu penyakit yang tidak disadari oleh

korbannya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini timbul akibat kecemasan karena orang itu

kehilangan semua tanda-tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial yang sudah ia kenal dengan

baik. Jika seribu macam tanda-tanda dan lambang-lambang yang bisa ia pakai untuk

mengorientasikan dirinya itu hilang, misalnya kapan harus berjabat tangan, bagaimana cara

membeli sesuatu, bagaimana caranya memberikan perintah kepada pembantu, ekspresi-ekspresi

yang bagaimanakah yang harus diperlihatkan, dan sebagainya, maka orang itu akan kehilangan

kedamaian di dalam pikiran dan efisiensi di dalam kerjanya.

contohnya:
1. Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
2. Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
3. Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan

kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan,

terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.

Anonim mengatakan...

Muhammad Reza Muntazar (20)
XII IPS A
SMAN 58

menurut saya cultural shock adalah :
Terjadinya cultural shock (Goncangan Budaya) lebih disebabkan oleh karena ketidaksiapan suatu individu atau masyarakat dalam menerima perkembangan, perubahan, atau teknologi baru,contohnya adalah seperti : seseorang yang tidak terbiasa dengan lingkungannya yang baru,merabaknya pergaulan bebas dan pembajakan lewat internet atau dikenal dengan istilah hacker.

Cultural Lag :adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu,contohnya seperti : eknologi handphone (ponsel) pada kalangan remaja dan anak-anak yang saat ini seperti jamur di musim hujan. Handphone dianggap barang penting dalam pergaulan sekaligus ajang peningkatan prestise.

Jadi menurut saya cara mengantisipasi hal tersebut adalah tanggung jawab kita sendiri,kita harus menyaring segala sesuatu yang baru,memperkuat keimanan dan juga berpikir matang-matang sebelum melakukan suatu tindakan.

Anonim mengatakan...

Cultural lag : merujuk pada gagasan bahwa budaya membutuhkan waktu untuk mengejar ketinggalan dengan inovasi teknologi, dan bahwa masalah sosial dan konflik yang disebabkan oleh keterbelakangan ini. Selanjutnya, cultural lag tidak hanya berlaku untuk ide ini saja, tetapi juga berhubungan dengan teori dan penjelasan.

Menurut william F.ogburn cultural lag terjadi karena adanya fenomena masyarakat umum karena kecenderungan budaya material berkembang dan berubah dengan cepat dan voluminously sementara non-materi budaya cenderung untuk menolak perubahan dan tetap tetap untuk jangka waktu jauh lebih lama dari waktu. Karena sifat yang berlawanan dari kedua aspek budaya, adaptasi teknologi baru menjadi agak sulit. Perbedaan antara budaya material dan non-materi juga merupakan kontribusi dari hasil karya ogburn pada tahun 1922 pada perubahan sosial

Contoh: Dengan adanya perkembangan teknologi seperti internet misalnya, bila tanpa diimbangi kematangan moral setiap individu, akan menimbulkan masalah sosial dalam masyarakat. Segala macam ragam informasi via internet, jika tidak disaring dalam diri individu, akan jadi bumerang bagi individu itu sendiri, masyarakat, dan bangsa

Cultural shock :Ketidaksesuaian unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan social yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Budaya yang masuk ke suatu masyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat, kondisi seperti inipun juga dapat menimbulkan keguncangan budaya.

Contoh : di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain

Jadi menurut saya, memudarnya jati diri bangsa ialah karena adanya kemajuan2 di bidang iptek dan adanya budaya westernisasi yang menimbulkan regres , sikap hdenoisme dan konsumerisme di masyrakat indonesia. Untuk mengantisipasinya adalah dengan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan adanya globalisasi ini masyarakat dunia akan semakin mudah untuk berkomunikasi dan makin mudah untuk saling bertukar budaya . kita juga harus bisa menyikapi apakah pertukaran budaya tersebut membawa pengaruh negatif atau positif.

- Raihanah Yasmin
- XII IPS A
- No. 28

Anonim mengatakan...

culture shock
Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambing-lambang dalam pergaulan social. Misalnya kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita katakan bila bertemu dengan orang, kapan dan bagaimana kita memberikan tip, bagaimana berbelanja, kapan menolak dan menerima undangan, dsb. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin berbentuk kata-kata, isyarat-isyarat, ekspresi wajah, kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma, kita peroleh sepanjang perjalanan hidup kita sejak kecil. Bila seseorang memasuki suatu budaya asing, semua atau hampir semua petunjuk ini lenyap. Ia bagaikan ikan yang keluar dari air. Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan kecemasan. Pertama-tama mereka akan menolak lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengecam lingkungan itu dan menganggap kampung halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, kumpulan yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut stereotip dengan cara negatif. Misalnya, “Orang-orang Amerika Latin yang malas” “Orang Indonesia yang anarkis”, dsb. Pernah ada seorang Belanda dan beberapa orang Jepang yang mengalami kasus serupa ketika berkunjung ke Indonesia, mereka sama-sama mengalami diare akibat memakan masakan Indonesia. Mereka hanya bisa menerima makanan dari restorant-restorant berlisensi barat seperti Hartz, Pizza Huts, dll, atau restorant Jepang. Orang Belanda tersebut langsung melakukan stereotip bahwa makanan di Indonesia kurang higenis.
CULTURAL LAG
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.
Contohnya petani yang beralih terknologi dari tradisional menjadi modern.
Solusinya adalah jangan sampai pudar

Nama : Nia Waliany
XII IPSA
(21)

Anonim mengatakan...

CULTURAL SHOCK
CULTURAL SHOCK
CULTURAL SHOCK adalah kondisi guncangan jiwa atau mental pada diri seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaan sendiri. Oberg mengatakan culture shock itu merupakan suatu bentuk penyakit mental yaitu penyakit yang tidak disadari oleh korbannya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini timbul akibat kecemasan karena orang itu kehilangan semua tanda-tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial yang sudah ia kenal dengan baik. Jika seribu macam tanda-tanda dan lambang-lambang yang bisa ia pakai untuk mengorientasikan dirinya itu hilang, misalnya kapan harus berjabat tangan, bagaimana cara membeli sesuatu, bagaimana caranya memberikan perintah kepada pembantu, ekspresi-ekspresi yang bagaimanakah yang harus diperlihatkan, dan sebagainya, maka orang itu akan kehilangan kedamaian di dalam pikiran dan efisiensi di dalam kerjanya.
Contohnya:
1. Seorang yag sulit berbahasa di daerah yang baru.
2. Munculnya sikap menghina dan idak menerima kebudayaan setempat.
3. Korban memiliki perasaan kurang mampu berdiri sendiri, mudah marah akan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terelakkan, perasaan kuatir yang berlebih-lebihan, terlalu curiga kepada penyakit yang ringan, jangan-jangan dipercayakan atau dirampok orang.
4. higenis.
CULTURAL LAG
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.
Contohnya petani yang beralih terknologi dari tradisional menjadi modern.
Solusinya adalah jangan sampai mati

Nama : Cynthia R.J
Kelas : XII IPS A
Aben : 04

Anonim mengatakan...

nama : alfianto (1)
kelas: XII IPS A

CULTURAL LAG

Cultural Lag adalah suatu kondisi di mana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Hal ini disebabkan perubahan pada suatu bidang tidak diimbangi perubahan pada bidang lainnya. Misalnya perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi peningkatan iman dan takwa pada masyarakat sehingga dapat menimbulkan ekses negatif bagi peradaban manusia.

Perkembangan teknologi komunikasi internet, misalnya, bila tanpa diimbangi kematangan moral setiap individu, akan menimbulkan masalah sosial dalam masyarakat. Segala macam ragam informasi via internet, jika tidak disaring dalam diri individu, akan jadi bumerang bagi individu itu sendiri, masyarakat, dan bangsa.

Contoh, tayangan situs-situs porno saat ini banyak dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia. Bukan kemajuan yang terjadi, melainkan kehancuran moral yang akan terbukti. Memang, tanpa teknologi, perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual, kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya. Bukan melahirkan manusia beradab, tapi akan memunculkan manusia biadab.

Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambing-lambang dalam pergaulan social. Misalnya kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita katakan bila bertemu dengan orang, kapan dan bagaimana kita memberikan tip, bagaimana berbelanja, kapan menolak dan menerima undangan, dsb. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin berbentuk kata-kata, isyarat-isyarat, ekspresi wajah, kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma, kita peroleh sepanjang perjalanan hidup kita sejak kecil. Bila seseorang memasuki suatu budaya asing, semua atau hampir semua petunjuk ini lenyap. Ia bagaikan ikan yang keluar dari air. Orang akan kehilangan pegangan lalu mengalami frustasi dan kecemasan. Pertama-tama mereka akan menolak lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengecam lingkungan itu dan menganggap kampung halamannya lebih baik dan terasa sangat penting. Orang cenderung mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air, kumpulan yang sering menjadi sumber tuduhan-tuduhan emosional yang disebut stereotip dengan cara negatif. Misalnya, “Orang-orang Amerika Latin yang malas” “Orang Indonesia yang anarkis”, dsb. Pernah ada seorang Belanda dan beberapa orang Jepang yang mengalami kasus serupa ketika berkunjung ke Indonesia, mereka sama-sama mengalami diare akibat memakan masakan Indonesia. Mereka hanya bisa menerima makanan dari restorant-restorant berlisensi barat seperti Hartz, Pizza Huts, dll, atau restorant Jepang. Orang Belanda tersebut langsung melakukan stereotip bahwa makanan di Indonesia kurang higenis.